Februari 2020

Komisaris-Tinggi-PBB-untuk-Hak-Asasi-Manusia-Zeid-Raad-Al-Hussein-bertemu-dengan-Presiden-Indonesia-Joko-Widodo-di-Jakarta

Pemerintah Indonesia Masih Blokir Akses ke Papua

Menurut laporan The Sydney Morning Herald dan The Age, sejumlah diplomat asing diblokir aksesnya oleh pemerintah Indonesia untuk mengunjungi Papua. Keputusan untuk sementara memblokir akses untuk misi Inggris, Kanada, dan Selandia Baru serta Komisi HAM PBB ini, menggarisbawahi sensitivitas pemerintah Indonesia tentang gerakan kemerdekaan dan kekerasan baru-baru ini di provinsi Papua dan Papua Barat.


Oleh: James Massola (The Sydney Morning Herald)

Baca Juga: Pemerintah Indonesia Takut Intervensi Asing dalam Penyebaran Informasi di Papua

Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah yang “tidak biasa” untuk menghalangi para diplomat asing untuk mengunjungi Papua yang tengah dilanda kerusuhan, dengan alasan kekhawatiran akan keamanan setelah terjadi kekerasan dan konflik etnis selama berminggu-minggu.

The Sydney Morning Herald dan The Age telah mengkonfirmasi para diplomat dari Kedutaan Inggris, Kanada, dan Selandia Baru, semuanya telah meminta izin Kementerian Luar Negeri (Kemlu) bulan lalu untuk mengunjungi Papua. Namun, semua permintaan mereka ditolak.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia juga telah dilarang untuk mengunjungi Papua―meskipun telah diundang oleh pemerintah Indonesia pada Februari 2018. Komisi HAM PBB masih melobi untuk mendapatkan izin untuk berkunjung.

The Herald dan The Age juga mengetahui bahwa para diplomat dari Australia dan Amerika Serikat (AS) belum meminta izin dari pemerintah Indonesia untuk memasuki Papua sejak kekerasan meletus, khawatir permintaan semacam itu tidak akan disukai pemerintah Indonesia dan menyebabkan konflik diplomatik.

Keputusan untuk sementara memblokir akses untuk misi Inggris, Kanada, dan Selandia Baru serta Komisi HAM PBB ini, menggarisbawahi sensitivitas pemerintah Indonesia tentang gerakan kemerdekaan dan kekerasan baru-baru ini di provinsi Papua dan Papua Barat.

Misi diplomatik dan PBB meminta akses untuk menilai dan memahami konflik lebih jauh dan bertemu penduduk setempat untuk membahas kekerasan yang telah terjadi, di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia oleh aparat keamanan.

Ketika ditanya mengenai larangan itu, seorang juru bicara Kedutaan Selandia Baru mengkonfirmasi bahwa permintaan untuk mengunjungi Papua telah ditolak oleh pemerintah Indonesia.

Kedutaan Kanada dan Inggris juga tidak menyangkal bahwa mereka telah diblokir untuk memasuki Papua.

Seorang juru bicara Kedutaan Kanada tidak memberikan komentar lebih lanjut, sementara juru bicara Kedutaan Inggris mengatakan, “kami mendukung pembangunan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Papua. Kami bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk tujuan itu.”

Komisi HAM PBB mengatakan, “kami masih dalam tahap diskusi dengan pemerintah Indonesia mengenai waktu yang tepat untuk kunjungan semacam itu”.

“Kami sangat prihatin dengan eskalasi kekerasan di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia. Kami menyerukan kepada pihak berwenang untuk segera terlibat dalam dialog untuk meredakan ketegangan antar-masyarakat dan mencegah eskalasi kekerasan lebih lanjut”.


 Baca Juga: Pemerintah Indonesia Isolasi Papua dan Kekersan di Papua meningkat


Kekerasan Papua

Seorang petugas polisi Papua membawa senapan saat ia mengendalikan kerumunan setelah pengunjuk rasa membakar Pasar Buruni selama protes kekerasan di Fakfak, Papua Barat. (Foto: EPA)

Seorang petugas polisi Papua membawa senapan saat ia mengendalikan kerumunan setelah pengunjuk rasa membakar Pasar Buruni selama protes kekerasan di Fakfak, Papua Barat. (Foto: EPA)

Juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan, “pertimbangan keamanan menjadi perhatian utama saat ini”.

“Kami (Kemlu) mengikuti keputusan pemerintah untuk membatasi orang asing untuk mengunjungi Papua, termasuk para diplomat.”

Peneliti Human Rights Watch Indonesia Andreas Harsono mengatakan, “tidak biasa bagi diplomat asing untuk dilarang mengunjungi Papua.”


“Ada kekhawatiran mengenai keamanan, kedutaan tentu menyadari hal itu, tetapi mereka memiliki petugas keamanan mereka sendiri, orang-orang mereka sendiri, dan mereka memiliki proyek pembangunan di Papua.”

Sidney Jones, Direktur Institut Analisis Kebijakan Konflik, mengatakan bahwa pelarangan semacam itu “telah terjadi di masa lalu”, tetapi biasanya bukan pelarangan langsung, “pemerintah hanya tidak menanggapi permintaan untuk berkunjung”.

Kerusuhan dan bentrokan antara aparat keamanan dan pendukung kemerdekaan Papua dimulai pada bulan Agustus, dan merupakan kekerasan terburuk di provinsi tersebut dalam beberapa dekade.

Kekerasan ini telah menyebabkan 33 orang tewas, terbakarnya ratusan rumah dan bisnis, penangkapan, pemblokiran internet untuk sementara, dan mengungsinya 8.000 orang lebih―beberapa sumber mengatakan jumlah pengungsi mencapai 55.000 orang.

Ribuan polisi dan tentara tambahan diterbangkan untuk menghentikan kekerasan. Human Rights Watch telah menyerukan penyelidikan atas tewasnya puluhan korban di sana.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah Australia sangat khawatir dengan kekerasan di Papua, dan mendesak “kedua belah pihak untuk menahan diri”.


Selama beberapa dekade, akses ke Papua oleh wartawan asing telah dikontrol dengan ketat.


Menko Polhukam Wiranto baru-baru ini mengumumkan pelarangan yang lebih luas terhadap kelompok asing karena situasi keamanan―meskipun ia tidak menyebutkan secara spesifik siapa.


Pemerintah Indonesia meyakini bahwa Papua telah memilih untuk menjadi provinsi Indonesia dalam referendum “Penentuan Pendapat Rakyat” tahun 1969.


Tetapi para pendukung kemerdekaan berpendapat bahwa referendum itu palsu, dan mereka menuntut referendum kemerdekaan, seperti yang diberikan kepada Timor Timur pada tahun 1999.


Tokoh-tokoh senior dalam pemerintahan Indonesia termasuk Wiranto―yang ironisnya merupakan Menteri Pertahanan ketika Timor Timur memilih kemerdekaan―telah menolak pengadaan referendum kemerdekaan.


Peran sentral Australia dalam peristiwa-peristiwa menjelang kemerdekaan Timor Timur masih menjadi isu sensitif bagi sebagian orang di pemerintahan Indonesia.


James Massola adalah koresponden Asia Tenggara yang berbasis di Jakarta. Dia sebelumnya adalah koresponden politik utama, berbasis di Canberra. Dia telah menjadi finalis Walkley and Quills pada tiga kesempatan, memenangkan Penghargaan Kennedy untuk koresponden asing yang luar biasa dan penulis “The Great Cave Rescue”.


Keterangan foto utama: Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Zeid Ra’ad Al Hussein bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo di Jakarta, 6 Februari 2018. (Foto: Reuters)




Best Diving sites in Raja Ampat

I dived there!
Have you been diving here? Rate it!
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars
(116 votes, 3.44/5)


If you have dived in Raja Ampat before, please share your experiences: Dive spots you would recommend, which Dive Center you used, Fishes & Diving, Visibility, Currents, etc. Please post your comments in the section below, by doing so you will help fellow divers to plan their next trip ;)
Raja Ampat has been described by many scientists as the richest place for Marine life on Earth. The biodiversity is just amazing with weird and rare underwater creatures everywhere you look. Many new species have been discovered over the last few years in the archipelago.
Raja Ampat is like heaven for underwater photography with magnificent hard and soft coral, clear water and a teeming reef life. These islands are very rich in macro life with just about all of the kind of critters you can dream of!
The Raja Ampats are also great for big fish action with pelagic fishes everywhere such as the Giant Trevally or the Dogtooth Tuna. You can spot many Sharks too, mainly Blacktip and Whitetip reef Sharks but also the strange and beautiful Wobbegong Shark.
Manta Rays are common too and there are amazing dive sites such as Manta Ridge and Manta Sandy to spot them! The very rare dugong has been spotted several times too. From the boat it is not rare to see dolphins playing or a whale passing by ;-)
In this page you will find more detailed information about scuba diving in Raja Ampat.
Table of contents
  • Photos Raja Ampat
  • How to dive Raja Ampat ?
  • Where to stay?
  • Best time to dive
  • Conditions
  • Snorkelling
  • Diving Safety
  • Raja Ampat Travel Guide
  • Best dive spots
  • Divers' Reviews

Photos Raja Ampat

How to dive Raja Ampat?

Liveaboard or Dive Resort?
There are over 1500 Islands in the Raja Ampat archipelago! With a Liveaboard, you can visit many Islands and you can explore the Northern part of the Archipelago with the stunning Island of Wayag. In addition, you can visit several wrecks from WWII such as the superb P-47D Thunderbolt located near Way Island. I usually use this website to book in advance my liveaboards in Indonesia as they usually have the lowest rates I find. I like it because they have an easy booking system.
liveaboard is more expensive than for example the Kri Eco Resort from Papua Diving. The best diving is actually in the central part of the Raja Ampats, and most of the Liveaboards will go dive spots around the Sorido bay resort and the Kri eco resort, at least as the beginning of the cruise.
For the resorts, you will have the choice between:
  • Kri Eco Resort
  • Sorido Bay Resort
  • Misool Eco resort
  • Raja Ampat dive lodge
There are also a few homestays on some Islands in the southern part of the Archipelago.

Where to stay?

I usually use this website to book in advance my hotels in Raja Ampat as they usually have the lowest rates I find. I like it because it's free to cancel and change the dates.

Book an amazing Liveaboard holiday trip or a Dive Resort

Best time to dive in Raja Ampat

Diving in Raja Ampat is excellent all year round. As the number of divers coming to this remote area is very small, there is no “high season”.
The climate is tropical with hot and humid air. The weather is sunny all year with some rainy days. From May to September, there is more rain than the other months but nothing too bad.

Credit

Top liveaboards in Raja Ampat according to divers reviews



Alila Purnama ⇒ Check prices

MS Wellenreng ⇒ Check prices

Scuba Diving conditions

The conditions are usually very good. The water temperature is about 28 °C all the year.
Visibility is not outstanding, but you can expect from 10 to 30 meters depending on the dive site.
The current varies from none to very strong depending on the location. Many dives are drift diving, for example the spot called the Passage is really impressive when the current is fierce!
The depth ranges from 10 m to 40 m and most of the dives are quite easy but due to the remoteness of the islands, this destination is more suitable for experienced divers.
Raja Ampat Island
Photo Credit: http://www.flickr.com/photos/elsaw/5555624219/

Snorkelling in Raja Ampat

Raja Ampat offers excellent snorkelling opportunities with many superb and shallow coral gardens. For example, in front of the Kri Eco resort, and the Sorido Bay Resort, there is an amazing house reef to explore where you can find superb coral, turtles and juvenile blacktip reef sharks!

Diving Safety

If you are planning an upcoming dive trip or travelling to Raja Ampat, it is a really good idea to invest in travel insurance for scuba diving, because you never know what could happen and when you might need it (because accidents do happen!). I recommend this diving insurance as they offer worldwide coverage and focus on providing scuba divers a quality insurance and medical assistance service.
The number of dive sites is still unknown as most parts of the Raja Ampat Islands are still unexplored. The best known dive spots are the following ones:
  • Manta Ridge
  • Cape Kri
  • Manta Sandy
  • Cross Wreck
  • Fabiacet
  • Farond Island
  • Jef Fam Group
  • Kaleidoscope
  • The passage
  • Mike’s Point
  • Melissa Point
  • Sel Pele Bay

Travel Guide

Now that you know all about the underwater world, you might want to start planning your scuba holiday! Check out our Raja Ampat Travel Review for information about how to get there, activities and excursions, where to stay, and more.

Author Name

{picture#https://i.pinimg.com/280x280_RS/be/8b/68/be8b68e45139a008550dd7aa0936dd3d.jpg} PMS NEWS Web Blog Share West Papuan News Updates. Follow Us in Media Social link below {facebook#https://facebook.com/PMJSNEWS/} {twitter#https://twitter.com/PmjsgNews/} {soundclout#http://ww31.soundclout.com/pmjsnews} {pinterest#https://id.pinterest.com/pmjsnews/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCs47N8GJtXOSwBnOARb7DJQ} {instagram#https://www.instagram.com/pmjsnews/}

Google ads Main JS

y
flickrbadge

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.