Desember 2019

Tuduhan Pengkhianatan yang Meragukan bagi 22 Tahanan untuk Protes Agustus


























20 Dituduh Makar karena Mengibarkan Bendera Papua bendera 'Bintang Kejora'


Tentara Indonesia berjaga-jaga saat protes di Timika, provinsi Papua, 21 Agustus 2019.
 © 2019 AP Photo / Jimmy Rahadat
Jayapura,PMJS NEWS - Daftar tahanan politik di provinsi Papua Barat dan Papua Indonesia bertambah tinggi, karena setidaknya 110 orang ditangkap karena mengibarkan bendera nasional Papua pada akhir pekan. Polisi mendakwa 20 orang dengan pasal makar, yang membawa hukuman penjara maksimum 20 tahun. Setiap tahun pada tanggal 1 Desember, kota-kota di provinsi Papua mengadakan pawai kecil dan layanan doa, memperingati hari lahirnya bangsa Papua pada tahun 1961 ketika sekelompok legislator Papua terpilih mendeklrasikan bangsa Papua - sesuai jnji kemerdekaan oleh penguasa kolonial Belanda - dimana pada hari itu pertama kali mengibarkan bendera nasional Papua, Bendera Bintang Kejora atau ("BintangFajar").
Ini terjadi sebelum Indonesia menginvasi Papua pada tahun 1962, yang diakui olehMajelis Umum PBB pada tahun 1969 sebagai daerah administrator Indonesia. Sejak itu, Indonesia telah menindak orang Papua dan separatis Papua yang melakukan pengibaran bendera Bintang Kejora memperlakukan sebagai pelanggaran pidana.
Di Jayapura pada 1 Desember, empat mahasiswa menghadiri misa Minggu pagi dengan bendera Bintang Kejora. Media melaporkan bahwa sekitar 20 polisi Indonesia pergi ke gereja dan menangkap para mahasiswa, mendorong banyak pengunjung gereja hambur keluar. Polisi hanya membebaskan keempat siswa setelah tengah malam.
Di Fakfak, polisi dan militer Indonesia secara terpisah menangkap 54 pria Papua, meminta mereka melepas baju dan celana mereka, media melaporkan. Polisi kemudian mengikat tangan mereka bersama dan, seperti yang ditunjukkan foto, memaksa para tersangka merangkak di depan petugas keamanan.
Veronica Koman, seorang pengacara Hak Asasi Aanusia Indonesia, mengatakan setidaknya 110 orang ditangkap pada tanggal 1 Desember, 34 orang di Jayapura; 54 orang di Fakfak; 8  orang di Manokwari; 10 orang di Ternate ; dan 4 orang di Merauke.
Para peserta pengunjuk rasa di Jayapura tertuduh makar menambah daftar tahanan politik yang terus bertambah di Indonesia. Pada bulan Agustus dan September, pihak berwenang Indonesia menangkap dan menuduh setidaknya 22 orang melakukan makar karena keterlibatan mereka dalam protes, mengikuti demonstrasi kekerasan di Papua dan Papua Barat. Protes itu terjadi setelah sebuah siaran video diedarkan tentang milisi Indonesia yang secara rasial menyerang mahasiswa asli Papua,menyebut mereka "monyet."
Human Rights Watch tidak mengambil posisi apapun dalam klaim orang Papua atas penentuan nasib sendiri, tetapi ia mendukung hak semua orang, termasuk para pendukung kemerdekaan, untuk mengekspresikan pandangan politik mereka secara damai tanpa takut ditangkap atau bentuk pembalasan lainnya. Sejauh individu ditangkap dan dipenjara karena memiliki atau mengibarkan bendera Papua, perlakuan tersebut merupakan penangkapan sewenang-wenang dan penahanan yang melanggar hukum internasional.
Translateand Share by : Papuans Media Join Share.
Readmore source  HRW Site :

Papuan films in Dutch Cinema (I)

Oleh: Andy Tagihuma)*


15th Indonesian Military Operations in Papua between 1963 - 2004
Rumah warga yang terbakar di salah satu kampung yang ada di distrik Gome ketika aparat gabungan TNI dan Polri melakukan penyisiran sejak 24 Agustus 2019. (IST - SP)

Jayapura, PMJS-NEWS dikutip dari SUARAPAPUA.com Pemerintah Indonesia dalam kurun waktu 1963 – 2004 sudah melakukan Operasi Militer di Papua sebanyak 15 kali. Data ini diungkapkan Majelis Rakyat Papua (MRP) lewat laporan berjudul Kekerasan Tak Berujung di Nduga yang diluncurkan di Jayapura, pada 9 Desember kemarin. 
Majelis Rakyat Papua mengutip laporan tentang operasi militer di papua pada 1963 – 2004 dari laporan berjudul Stop Sudah! Kesaksian Perempuan Papua Korban Kekerasan & Pelanggaran HAM, 1963-2009. Hasil Dokumentasi bersama kelompok kerja pendokumentasian kekerasan dan pelanggaran HAM Perempuan Papua 2009 – 2010.
Berikut ini 15 Operasi Militer yang dilakukan Indonesia di Tanah Papua:
Operasi Wisnumurti I dan II, Operasi ini dilakukan pada Mei 1963 hingga April 1964. Pimpinan operasi ini adalah Brigjen U Rukman. Tidak diketahui tujuan operasinya.
Operasi Wisnumurti III dan IV, Operasi Giat, Operasi Tangkas dan Operasi Sadar, Operasi ini dilakukan pada 1964 hingga 1966 dengan dipimpin oleh Brigjen Kartidjo. Tidak diketahui tujuan dari operasi itu.
Operasi Baratayudha , Operasi ini dilakukan pada Maret 1966 dengan tujuan operasinya untuk menghancurkan OPM dan memenangkan PEPERA. Operasi ini dipimpin oleh Brigjen R. Bintoro.
Operasi Sadar, Baratayudha dan Operasi Wibawa, Operasi ini dilakukan pada 25 Juni 1968 dipimpin oleh  Sarwo Edhie Wibowo dengan tujuan operasi untuk persiapan penyelenggaraan ’Pepera’.
Operasi Pamungkas, Operasi ini dilakukan antara 1970 – 1974 dengan dipimpin oleh Brigjen Acub Zainal. Tidak diketahui tujuan operasinya.
Operasi Kikis, Operasi ini dilakukan pada 1977 hingga 1978 dan dipimpin oleh Jenderal Imam Munandar dengan tujuan operasi di sepanjang perbatasan RI-PNG.
Operasi Sapu Bersih, Operasi ini dilakukan pada tahun 1978 – 1982, dipimpin oleh Jenderal C.I Santoso dengan tujuan operasi untuk mengejar OPM di Biak dan penjagaan perbatasan RI-PNG.
Operasi Sate, Dilakukan pada tahun 1984, dipimpin oleh R.K. Sembiring Meliala. Tujuan operasi di Jayapura dan perbatasan RI-PNG. Operasi ini mengakibatkan puluhan ribu orang Papua mengungsi ke PNG.
Operasi Galak I, dilakukan pada 1985-1986 dengan dipimpin oleh Mayjen Simanjuntak
Operasi Galak II, dilakukan pada 1986 – 1987, dipimpin oleh Setiana.
Operasi Kasuaru I dan II, dilakukan pada tahun 1987-1989, dipimpin oleh Wismoyo Arismunandar.
Operasi Rajawali I dan II, dilakukan pada 1989-1991, dipimpin oleh Abinowo.
Operasi pengamnan daerah rawan, dilakukan pada 1998 – 1999, dipimpin oleh Amir Sembiring
Operasi Pengendalian pengibaran, dilakukan pada 1999-2002 Pengendalian Pengibaran Bintang Kejora, dipimpin oleh Mahidin Simbolon.
Operasi Penyisiran di Wamena, dilakukan pada 2002 – 2004, dipimpin oleh Nurdin Zaenal.
Sumber data ini adalah Stop Sudah! Kesaksian Perempuan Papua Korban Kekerasan & Pelanggaran HAM, 1963-2009. Hasil Dokumentasi bersama kelompok kerja pendokumentasian kekerasan dan pelanggaran HAM Perempuan Papua 2009 – 2010.
REDAKSI
Reshare : Papuans Media Join Share
Read More Source : https://suarapapua.com/2019/12/12/15-operasi-militer-indonesia-di-papua-antara-1963-2004/


Resolusi yang dikeluarkan tiga Partai (PONG, EPANG dan SSM) pada 25 Februari 1961. (Dok. Arsip)

PARTAI PARTAI ORANG NIEUW GUINEA (PONG)
PARTAI EENHEIDSPARTIJ NIEUW GUINEA (EPANG)
PARTAI SAMA SAMA MANUSIA (SSM)
Sorong-Doom, 25 februari 1961.
No. 11/PONG/EPANG/SSM/1961.
Pokok: Resolusi.
Kami penduduk tanah Nederlands Nieuw Guinea tidak menerima baik tentang omongan2 (kosong) dari pihak Indonesia.
  1. Ditanah Nederlands Nieuw Guineaanak asli ada berontak (pemberontak) tentang mereka tidak senang dengan Pemerintah Belanda. Ini omongan2 atau kabar2 mengenai dalam hal ini, adalah: TIDAK BENAR !!!
  2. Kebanjakan anak asli sudah lari dari negerinja sendiri (Nederlands Nieuw Guinea) ke pulau-pulau Indonesia. Kami tidak perlu lari dari negeri kami sendiri. KAMI TIDAK PERLU LARI.
  3. Kami anak asli Nederlands Nieuw Guinea tidak senang (perkara) Pemerintah Djerman Barat, Amerika dan Rusia kasih perkakas alat2 perang kepada Indonesia. Kami merasa alat perang ini semata-mata mau dipakai untuk membikin susah kami. Kami mau berdiri sendiri dan tidak mau dibawah Indonesia. Kami meminta, agar Pemerintah Rusia tidak boleh tjampur dengan negeri kami (Nederlands Nieuw Guinea). Ini bukan tanah dan orang Hongaria.
  4. Pura2 dalam siaran radio Indonesia mengkabarkan tentang ditanah Nederlands Nieuw Guinea ada banjak susah dan ritju. Kabar ini semata-mata omong-kosong belaka. Kami hidup disini dengan senang dan tidak kurang apa2. Tentang tanah kami Nederlands Nieuw Guinea ada MADJU BETUL.
  5. Indonesia harus ingat betul, disini bukan tanah Irian, tetapi tanah PAPOEA. Kami tidak mau menerima Indonesia disini. Kami sudah kenjang dengan propoganda Indonesia. Indonesia djangan ganggu dengan tanah kami (Nederlands Nieuw Guinea) jang ada dalam damai ini. Disini bukan Komunis dan bukan Kolonialis, melainkan kami disini adalah DEMOKRASI 100% untuk dan bagi segala Bangsa.
  6. Indonesia tidak berhak dengan tanah Papoea. Dulu tidak ada dan sekarang djuga tidak bisa berkuasa disini (ditanah Papoea). Indonesia lain dan PAPOEA lain.
ATAS NAMA PARTAI-PARTAI POLITIEK TERSEBUT,

PARTAI SAMA SAMA MANUSIA,
Ketua I S. S. M.,
Husain WARWEY
Secretaris I S. S. M.,
M. Ongge


Resolusi yang dikeluarkan tiga Partai (PONG, EPANG dan SSM) pada 25 Februari 1961.

Pewarta: Andy Tagihuma

Oleh: Andy Tagihuma)*

Kapal Ferdinand Magellan, gambar Antonio Pigafetta, William Shakespeare, Ferdinand Magellan, dan pemain bola dari Papua. Foto dan gambar, dari berbagai media sosial dan google image/SP.

Pisa, menara miring yang berada di kota Milan, itu pertama kali saya mengenal Italia yang ditulis dalam buku anak-anak, Tujuh Keajaiban Dunia –proyek buku Departemen Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 1970-1980, yang dibagi ke seluruh Indonesia.
Torre pendente Di Pisa (Torre al Pisa), Menara Pisa, merupakan sebuah menara lonceng Katedral di kota Pisa, Italia. Menara ini merupakan bangunan ketiga yang berada di belakang Katedral, dibangun pada Agustus 1173. Setelah dibangun, menara yang tingginya 55,86 m dan beratnya mencapai 14.500 ton ini miring akibat tanahnya yang labil.
Galileo Galilei dan Leonardo da Vinci, dua orang ini turut menjadi bagian dalam pengenalan saya terhadap Italia, khususnya sumbangan mereka pada sains dunia. Galileo Galilei yang hidup diantara tahun 1564-1642, adalah pelopor di bidang pengamatan pada astronomi dan fisika modern. Ia juga yang menjadi orang pertama yang menggunakan teropong dalam pengamatan astronomi.
Da Vinci dalam buku biografi anak, selain pelukis yang menggambar Perjamuan Terakhir 

Author Name

{picture#https://i.pinimg.com/280x280_RS/be/8b/68/be8b68e45139a008550dd7aa0936dd3d.jpg} PMS NEWS Web Blog Share West Papuan News Updates. Follow Us in Media Social link below {facebook#https://facebook.com/PMJSNEWS/} {twitter#https://twitter.com/PmjsgNews/} {soundclout#http://ww31.soundclout.com/pmjsnews} {pinterest#https://id.pinterest.com/pmjsnews/} {youtube#https://www.youtube.com/channel/UCs47N8GJtXOSwBnOARb7DJQ} {instagram#https://www.instagram.com/pmjsnews/}

Google ads Main JS

y
flickrbadge

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.